* HSF FANFICTION, @alifahsone

Fall In Love With Playboy? [Part 2]

Fall in Love With Playboy Cover

Present by : alifahsone

Tittle : Fall In Love With Playboy? [Part 2]

Main Cast : T-ara Jiyeon || Infinite Myungsoo/L

Other Cast : SNSD Yuri || SHINee Minho || etc

Rating : T

Genre : School Life, Friendship, Fluff, Love And Hate Relationship

Note : Typo is an art of writing

**************************

Jiyeon memainkan roknya, kesal. Bayangan ia harus berduet dengan Myungsoo, bukanlah hal yang menyenangkan bagi Jiyeon. Ditambah lagi, rasa cemas Jiyeon. Cemas bahwa suatu saat nanti, ia akan menyukai Myungsoo -bahkan menggilainya-.

“AAARRGGGHH!!!!!!”umpat Jiyeon. Seketika seluruh siswa kelas X-A1 menoleh padanya. Jiyeon menggaruk rambutnya, dan meringis dengan wajah penuh dosa. Jiyeon melirik Myungsoo. Sudah Jiyeon duga, Myungsoo akan menertawainya, lagi. Jiyeon melempar sebuah kertas yang ia gulung, dan jatuh tepat ke arah Myungsoo yang sedang tertawa. Sehingga gumpalan kertas tersebut masuk ke mulut Myungsoo.

Myungsoo memelototi Jiyeon. Sementara Jiyeon hanya meleletkan lidahnya dan tertawa terbahak-bahak. Myungsoo mendengus kesal sambil mengumpat, “awas saja kau cupu.”

**********************************

Jiyeon dan Yuri bergandengan menuju perpustakaan sambil membawa bekalnya. Seketika mereka berdua tertawa akibat lelucon yang dibuat Yuri, atau wajah lucu Jiyeon sendiri. Perbedaan umur 1 tahun diantara mereka bukanlah menjadi halangan untuk persahabatan.

“Hahaha…Yuri, tadi gayung memakan kertas yang kulempar,..hahaha…”tawa Jiyeon.

Yuri tertawa sambil memegangi perutnya. Begitu pula Jiyeon.
Dari kejauhan, Myungsoo mendengar apa yang mereka bicarakan. Myungsoo tersenyum jahil. Sebuah ide gila, konyol dan jahil melintas di otaknya.

.

“Ji, aku pergi ke toilet dulu ya.”Yuri berdiri meninggalkan Jiyeon menuju toilet.

Jiyeon mengangguk. Ia melanjutkan lagi membaca novel yang ia baca. Mata Jiyeon menangkap sebuah kecurigaan karena, Jiyeon melihat Myungsoo sedaritadi berjalan mondar mandir di depannya. Itu bukan kebiasaan Myungsoo. Jiyeon cuek saja.

“Jiyeon-ya!”
Jiyeon membetulkan letak kacamatanya untuk melihat siapa yang menghampirinya. Jiyeon membalikkan bola matanya. “Tumben sekali kau memanggilku Jiyeon. Biasanya, kau memanggilku cupu, kan?”

Ani, tidak seperti itu. Aku ingin baik padamu hari ini. Kau sedang baca apa, sih?”tanya Myungsoo sambil meraba punggung Jiyeon, seperti sedang menempelkan sesuatu. Jiyeon tersenyum cerdik. “Oh, begitu. Aku sedang baca novel Jepang ini. Bagus, lho. Ini kalau kamu mau baca. Aku ke kamar mandi dulu ya, Myung.”jawab Jiyeon, pura-pura ramah.

“Dasar cupu. Tampilannya minim, eh otaknya juga minim rupanya.“Myungsoo tertawa terbahak-bahak.

Jiyeon mengintip dari balik rak perpustakaan. Jiyeon meraba punggungnya, lalu mengambil secarik kertas yang ditempelkan Myungsoo tadi padanya. Kertas itu bertuliskan, “Hai. Aku Monyet. Kau?”. Jiyeon menghapus kata-kata itu lalu menggantinya. Jiyeon merapihkan seragamnya, agar terlihat seperti baru dari toilet.

“Myung, bagus kan?”tanya Jiyeon. Myungsoo mengangguk. Jiyeon menepuk punggung Myungsoo, namun sangat pelan sehingga Myungsoo tidak merasakannya. “Myung, bisa temani aku ke kantin? Yuri tidak bisa mengantarku, ia baru saja ada tugas.”tawar Jiyeon, pura-pura dengan nada memelas. Myungsoo mengangguk, sambil tersenyum.

“Haha..ia tak sadar rupanya. Tunggu kau, cupu.

Heh, gayung! Aku tak bisa kau bodohi! Kau kena!”

Jiyeon menggandeng erat punggung tangan Myungsoo, sehingga Myungsoo tampak kesakitan. Jiyeon pura-pura ‘membaiki’ Myungsoo.

“Psstt…”bisik siswa-siswi saat melihat Myungsoo. Myungsoo tersenyum evil, mengira kertas itu masih ada di tubuh Jiyeon. Sementara Jiyeon hanya memasang wajah polos.

“Hei, kau sudah berganti nama jadi orang gila ya?”

“Aku kira, siswa tampan dan cerdas sepertimu punya otak yang waras.”

“Myung, kau ini kesambet apa sih?”

Myungsoo menaikkan alisnya, memandang Jiyeon. Jiyeon hanya menaikkan bahunya. Seketika itu Myungsoo menoleh dan……

“AWAS KAU CUPU!”

*********************

Jiyeon mengatur nafasnya yang tampak terengah-engah. Jiyeon tersenyum ketika sampai di depan kelas XI-A1, kelas Yuri. Yuri menemui Jiyeon.
“Yuri, kau masih ada tambahan tidak?”tanya Jiyeon. Yuri menggeleng heran. Jiyeon tersenyum senang. “Yul, kau ke rumahku saja, yuk. Aku mau bercerita padamu.”ajak Jiyeon.

Yuri tersenyum jahil, “Ayolah. Ini pasti tentang gayung kan?”

Jiyeon mengangguk. Yuri terkikik. “Sudah kuduga. Kau menyukainya kan?”

Jiyeon melempar sapu ke arah Yuri, “AKU TAK MENYUKAI GAYUNG PABO!!”

-___________________________________-

Minho memainkan PSPnya. Sementara Myungsoo rebahan dengan kepala mendongak ke atas.

“Ya! Game Over!”teriak Minho, lalu melempar PSPnya.

Myungsoo masih membayangkan Jiyeon. Bagaimana ia tertawa karena ulah Jiyeon, atau senang saat menjahili dan dijahili Jiyeon. Sesaat kemudian Myungsoo tersadar. Myungsoo kemudian menepuk pipinya. “Myung, ingatlah. Masih ada Jiyi dan Jee Park dihatimu. Lagipula, kau menyukai cupu? Kau tak salah?”pikir Myungsoo.

Minho terhenyak memperhatikan Myungsoo. Minho menepuk pundak Myungsoo. “Yo, Myung! Kau kenapa, sih?”. Myungsoo mempersilahkan Minho untuk duduk di sofa bersamanya. “Minho…yakinkan aku bahwa masih ada Jiyi dihatiku, Min.”kata Myungsoo.

Minho menatap Myungsoo -ada apa denganmu-. Myungsoo menggeleng.
“Itu simpel saja. Kau selalu rindu bila tak melihat wajahnya, dan kau gugup saat ada didekatnya.”ucap Minho, menjelaskan. Myungsoo mengangguk-angguk. Kemudian, ia memeluk Minho. Terharu.

Minho bergidik jijik dipelukan Myungsoo. “YA! Lepaskan aku! Aku masih normal, tau!”teriak Minho. Myungsoo mendorong Minho, “Setidaknya aku lebih waras daripada kau. Masa kau menyukai orang cupu, sudah begitu noona lagi?”.

Minho menatap datar Myungsoo, lalu memainkan PSP kesayangannya lagi.

“Setidaknya Yuri lebih cantik daripada kau.”

Myungsoo mengernyitkan keningnya. Tunggu, bukankah Myungsoo belum menyebutkan nama Yuri? Mengapa Minho tiba-tiba menyebutnya? Seketika tawa Myungsoo meledak.

“Jadi kau menyukai Yuri? hahahahaha…..”

“Memangnya kenapa, huh? Kau sendiri, menyukai Cupu-mu itukan?”

“Suzy masih jauh lebih baik dari Cupu!”

Arraseo, arraseo. Tapi, ku perhatikan, kalau kacamata Cupu dilepas, ia akan terlihat seperti Jee Park!”

“Hah? Apa kau tak salah? Omo! Separah itu kah seleramu?”

Minho tersenyum mengejek Myungsoo. “Ayolah, aku kawanmu dari kecil. Aku tahu, sekarang kau rindu pada Jiyeon kan?”tanya Minho. Myungsoo melempar bantalnya pada Minho. Minho meleletkan lidahnya. “Awas kau Minho! Akan ku bocorkan pada Yuri kalau kau menyukainya!”ancam Myungsoo. Sekali lagi, Minho tak takut pada ancaman Myungsoo.

“Ampun..ampun…tuan gayung!”tawa Minho.

Myungsoo melemparkan gulingnya pada Minho. “Jangan panggil aku gayung. Itu mengingatkanku pada cupu.”

“Tanpa kau mengingatnya, kau pasti sudah ingat, ‘kan?”

“Hish. Jika aku berdebat denganmu, pasti tak ada habisnya.”

Minho menatap Myungsoo, serius. “Kau akan berakting sama Jee Park 2 bulan lagi dalam satu film kan? Kau juga akan berduet sama Jiyeon pada acara pentas seni, ya? Whoa..pasti seru sekali! Aku tahu, mereka berdua kan, mirip! Seperti YuRi Kwon mirip dengan Jung Yuri!”

“Bisakah sehari saja kau tak mengingat Yuri-mu itu?”
“Lalu, apa masalahnya untukmu? Kau selalu mengingat Jiyeon kan?”
“Kau membahasnya lagi? Sudahlah. Aku muak mendengar nama Jiyeon.”
“Tapi, kalau Jiyeon itu adalah Jiyi bagaimana? Kalau Jiyeon adalah Jee Park bagaimana?”
“Tak mungkin. Mereka orang yang berbeda. Jiyi-ku orang yang perfect. Begitu pula Jee Park. Tak cupu seperti Jiyeon.”
“Tapi kalau aku perhatikan dari foto, mereka mirip kok. Aku pernah mendengar Yuri memanggil Jiyeon dengan sebutan ‘Jiyi’!”

Myungsoo memutar bola matanya. Tangannya memegang tangan Minho.

“Kau ini sebenarnya suka pada Jiyeon atau Yuri, sih?”

Minho menggeleng. “Terus, kalau aku suka sama Jiyeon, kau mau cemburu, gitu?”

Myungsoo melempar Minho dengan bantalnya. “AKU SERIUS MINHO PABOYAAA!!!!”

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Yuri mengecat kukunya. Sementara Jiyeon, asik memperhatikan trend fashion terbaru.

“Jadi begitu, ya. Ku rasa, si gayung hanya cari perhatian denganmu deh.”
“Cari perhatian bagaimana?”
“Entahlah. Aku rasa. ”

Jiyeon beralih. Menatap foto TKnya bersama Myungie. Myungie adalah sesosok namja teman masa kecilnya, sebelum bertemu Yuri. Jiyeon memeluk fotonya dan Myungie, waktu mereka kejar-kejaran di taman. Sebelum kepindahannya ke New York. Jiyeon mengakui, Myungie-nya tampak sangat tampan. Dan Jiyeon masih menyukai Myungie. Sampai saat ini.

“Jiyi, mungkin tidak kalau kau dan Myungsoo adalah teman masa kecil?”
“Tidak.”
“Aku memperhatikan, kalian punya masa lalu yang sama. Pernah tinggal di Tokyo.”
“Yuwree..Tokyo kan, luas!”
“Mungkin saja kan.”

Jiyeon manggut manggut. Dari alasan yang Yuri berikan, semuanya mendekati kebenaran. “Yuri, bagaimana kau dan Minho?”tanya Jiyeon. Yuri menggeleng. “Entahlah. Aku merasa, dia tak suka padaku. Aku kan cupu!”ucap Yuri. Jiyeon menenangkan Yuri, “FIGHT!”

 

______________________________

Hhahaha..udah dulu ya.. mian jelek!

 

71 thoughts on “Fall In Love With Playboy? [Part 2]”

Leave a comment