* HSF FANFICTION, @rach2525

[CHAPTER 8] Together?

image

PREVIOUS CHAPTERS

Together? • Jiyeon, Myungsoo • Romance, family, marriage-life

Nah~~ aku uda janji post hari ini kan? Hihi^^ daripada banyak oceh, langsung dibaca aja yaa>< happy reading!

“Yeobu.. Apa kau sudah siap untuk ‘itu’?”

-Together? part 8 by RachelP start^^-

MWO?! Kau gila, eoh? Yak, istrimu ini baru berusia 23 tahun, tapi aku diminta mempunyai anak?!” Teriak Jiyeon. “Yak! Kau pikir itu, eoh? Yang kumaksud, mengurus anak angkat Chorong,”

Flashback: On

Chorong duduk di ruang tamu sambil memangku laptop hitam kesayangannya. Jiyeon dan Myungsoo duduk dihadapan Chorong. “Kau sedang mencari apa, Rong-ah?” Tanya Myungsoo. “Emm..hmm.. Aku berencana.. mengadopsi anak dari panti asuhan..” ucap Chorong
pelan.

“Kau serius, eonni? Apa kau tak repot?” Jiyeon memandang manik mata Chorong sambil berdiri. “Ne..Lagipula..Aku.. Aku mandul. Aku tidak bisa punya anak, Jiyeonie..” lirih Chorong. “Baiklah, kalau itu yang kau mau, Rong-ah. Kami bisa membantumu mengurusnya. Aku suka anak kecil,” kata Myungsoo. Chorong dan Jiyeon tersenyum simpul.

Flashback: Off

Jiyeon mengatupkan mulutnya. Ia sudah berpikir yang tidak-tidak. “Oh iya.. Aku baru ingat, mianae.” Jiyeon tertunduk malu. Myungsoo, yang melihat tingkah laku Jiyeon, tertawa kecil. “Hahaha. Sudahlah.. Kau siap atau tidak?” Tanya Myungsoo. Jiyeon mengangguk kecil.

Yeobu.. Besok kita akan pulang,ne?” Myungsoo mengangguk. Hari ini, mereka hanya bersantai-santai di pantai dan menyaksikan aksi-aksi para perseluncur dibawah teriknya matahari. “Yeobu.. aku lapar,” Sekarang sudah jam makan siang, mereka sudah sangat kelaparan, karena tidak mendapat breakfast di hotel. “Baiklah. Ayo kita makan siang di hotel saja.” Ajak Myungsoo. Jiyeon bersemangat dan langsung menggenggam tangan Myungsoo.

Mereka berjalan kira-kira 500 meter untuk kembali ke hotel mereka dari Surfers’ Paradise yang letaknya dibelakang hotel mereka.

Sesampai mereka di hotel, mereka memesan satu porsi tuna sandwich, bacon burger, dan dua porsi zuppa soup. Mereka menikmati makan siang mereka yang disertai dengan suap-suapan-mesra. Pelayan disana tertawa geli dan saling berbisik-bisik melihat pasangan mesra itu -Myungsoo & Jiyeon-.

“Ahh~~ perjalanan yang melelahkan dan mengasyikan,” ucap Jiyeon sesampai mereka dirumah dan terbaring di ranjang. “Dan tentunya… perjalanan yang romantis.” Tambah Myungsoo sambil mencubit kedua pipi mulus Jiyeon. “Aaw.. appo.” Jiyeon mengelus-elus pipinya, karena dicubit oleh Myungsoo.

Mendengar kata ‘romantis’, Taeyeon, yang sudah pulang dari perjalanan ke Great Dividing bersama rekan kerjanya itu, langsung menghampiri. “Apa yang kalian lakukan disana, eoh? Bermesraan? Apa kalian melakukan ‘itu’? Aigoo.. aku tak bisa mem-”

“Tentu tidak, noona. Noona, kami itu masih muda. Jiyeon mana mungkin menjadi seorang ibu, dan aku, aku tak mungkin menjadi seorang ayah..” potong Myungsoo. “Jadi?” Tanya Taeyeon. “Yahh~ hanya beberapa sweet kiss, eonni. Tenang saja, kami tidak berpikir yang aneh-aneh, eonni,”

“Ohya? Apa kau tidak berbohong Jiyeonie? Bukankah kau berpikir yang ti-” Jiyeon menyumpal mulut Myungsoo. Dilemparlah tatapan mematikan dari Jiyeon ke Myungsoo. Myungsoo mengangguk-angguk, takut mendapat amuk dari istrinya. Taeyeon menggelengkan kepalanya sambil tertawa renyah dan meninggalkan kamar mereka berdua.

“Baiklah. Aku akan kembali ke dapur. Aku akan kembali memasak sekarang,” Jiyeon kembali menatap tajam Myungsoo. “Yak! Bagaimana kau bisa memberi tahu pada noonamu itu, eoh? Aku bisa-bisa dibunuh, kau tahu!” Bisik Jiyeon. “Aku belum memberi tahunya. Hanya hampir. Jangan berlebihan, yeobu.. Ia tak mungkin membunuhmu,” Myungsoo mengguncang-guncang tubuh Jiyeon. Jiyeon melemparkan senyum manis kepada Myungsoo.

“Sepi sekali rumah, kalau tak ada Rong eonni,” gumam Jiyeon saat makan malam. “Ne, Rong sedang asyik bersama Minho.” Myungsoo mengingatkan. ‘Ah, jangan-jangan.. mereka akan mempunyai anak diluar nikah? Jangan berpikir yang aneh, Kim Taeyeon!’ Batin Taeyeon

“Apa Rong-ah akan menikah dengan Minho, Jiyeonie?” Tanya Myungsoo pada Jiyeon. “Molla. Tapi aku,sebagai adiknya, aku menyetujui hubungan mereka. Mereka adalah pasangan yang manis. Lagipula, Minho orang yang baik,” kata Jiyeon.

“Aku setuju denganmu, yeobu.” Ucap Myungsoo. “Me too.” Taeyeon menyambar.

..

“Aku pulang~” Teriak Chorong sambil membuka pintu depan apartemen mereka. Disampingnya, ada Minho yang bersedia membawakan koper-koper kekasihnya. “Chagi, aku pulang dulu, ne. Gomawo, untuk menemaniku liburan,” ucap Minho tulus. “Ne, kau juga harus istirahat. Gomawo untuk liburan yang menyenangkan, chagi. Saranghae.”

Eonni.. baru pulang? Apakah menyenangkan?” Tanya Jiyeon yang melihat Chorong baru saja pulang. Ia membantu Chorong membawa kopernya, menuju kamar Chorong. “Tentu. Bagaimana denganmu, Jiyi?”

“Sangat, eonni. Sangat asyik. Mau lihat foto-fotoku, eonni? Tae eonni dan Myungie sekarang sedang membuka macbook untuk mencetak foto kami, eonni.” Jiyeon memberitahu Chorong. “Baiklah. Tae eonni, Myung-ah, tunggu aku~”

“Huaaa~ hasilnya daebak!” Puji Jiyeon. “Ayo kita pajang dibingkai kamar kita.” Jiyeon dan Myungsoo segera memajang foto mereka saat mereka di Macquerie’s point, Wild Life Australia, St. Mary’s Cathedral, dan Dreamworld. Mereka memasang foto-foto itu dalam bingkai berbentuk hati besar. Tapi, ada satu yang dikhususkan..

Foto saat mereka berciuman di Macquerie’s point.

Mereka mencetak tiga lembar foto tersebut. Satu, mereka menggantung foto itu dibingkai. Dua, Jiyeon tempelkan dilemari bajunya. Dan ketiga, Myungsoo bawa ke kantornya untuk ditempel dimeja kerjanya.

“Rongie-ah, apa kau mau menikah denganku?” Tanya Minho dikamar Chorong setelah selesai adegan ciuman mereka. Chorong mengangguk malu. “Baiklah, ayo, kita minta restu dari orangtua kita!” Minho menarik lengan Chorong. Mereka akan pergi kerumah Minho.

Sesampai mereka dirumah Minho..

“Kau akan menikah, Minho-ah? Waa~ Gadis ini cantik,” puji Tuan Choi. Chorong tersipu malu. “Ne, appa. Kami akan menikah sesegera mungkin. Kami meminta restu appa dan eomma.” Jelas Minho.

“Baiklah. Kalian boleh menikah. Eomma akan belikan rumah untuk kalian berdua, sebagai hadiah perkawinan kalian.” Eomma Minho melempar senyumnya. “Appa ingin berpesan pada kalian dahulu. Jagalah hubungan kalian sebaik mungkin. Untuk memiliki anak, silahkan lakukan sesuai dengan keinginan kalian,”

Mianae, Abeoji, Eommonim. Aku.. aku.. aku mandul.” Chorong tertunduk, dan tanpa diperkirakan sebelumnya, airmata Chorong bercucuran diwajah tirusnya. “Gwaenchana. Itu bukan salahmu. Eommonim juga tidak akan memaksamu untuk memiliki anak, Chorong-ah” Nyonya Choi membelai rambut Chorong penuh kasih sayang. “Ghamsahamnida, Eommonim, Abeoji, sudah merestui hubungan kami.” Chorong menunduk 90° kearah mereka berdua. Minho tersenyum melihat Chorong.

Eomma, Appa, aku akan mengajak Chorong jalan-jalan dahulu. Aku pergi, ne,” pamit Minho. “Baiklah, hati-hati dijalan, Minho.” Chorong membungkukan badannya kepada Eommonim dan Abeoji.

“Jadi? Aku akan menghubungi eomma.” Ucap Chorong sambil meletakan mug yang berisi Expresso diatas meja. Chorong mulai mengambil handphone dan menekan angka-angka dari layarnya.

Yeobuseyo, eomma?”
“Yeobuseyo? Oh, Chorong-ah. Ada apa?”
Eomma. Aku akan menikah dengan namjachinguku, eomma. Apa eomma akan merestuinya?”
“Rongie, eomma saja belum melihat wajahnya. Lalu, apakah Jiyeon sudah tahu? Apakah orangtua namjachingumu itu sudah merestuinya?”
“Orangtua Minho sudah merestuinya, eomma. Dan mereka akan membelikan rumah untuk kami berdua. Jiyeon.. nanti akan kuberitahu.”
“Baiklah. Nanti, berikan nomor telepon namjachingumu kepada eomma, agar eomma bisa berbicara dengannya. Sebenarnya, eomma merestui pilihanmu. Yang terpenting, itu yang membuatmu bahagia.”
Eomma, aku akan tutup teleponnya. Annyeong!

“Bagaimana, Rong-ah?” Tanya Minho setelah Chorong menutup teleponnya. “Mungkin akan direstui,” ucap Chorong bersemangat.

“Jiyeon, aku akan menikah dengan Minho. Kau izinkan aku ‘kan? Tapi.. aku akan tinggal bersamanya setelah kami menikah,” Chorong memasang tampang memohon pada adiknya. “Kurasa, aku akan merestuimu, eonni. Tapi, apakah eomma akan merestuinya?” Chorong mengangguk.

Jiyeon menghampiri Taeyeon dan Myungsoo yang berada di ruang makan. “Eonni. Silahkan jelaskan pada Tae eonni dan Myungie.”

“Ah, kau ini.. Jiyeonieee..” rengek Chorong. “Wae? Wae?” Tanya Jiyeon dengan wajah tak berdosa. “Ah, sudahlah. Aku akan menjelaskan.”

Hari ini, Chorong sudah kembali dari panti asuhan. Ia kembali bersama seorang gadis kecil bernama Park Hyoje. Ia seorang yatim piatu yang ditemukan dijalan tol, akibat mobilnya yang terbalik. Hanya Hyoje yang selamat.

“Hyoje, panggil aku ‘Eonni’. Dan panggil ini ‘Oppa’ dan panggil adikku dan kakakku, ‘eonni“.” Ucap Chorong. Hyoje tersenyum riang. “Eonni, nama eonni siapa?” Tanya Hyoje. “Namaku, Park Chorong, sayang. Yang ini Kim Myungsoo, ini Park Jiyeon, dan ini Kim Taeyeon.” Tunjuk Chorong pada Myungsoo, Jiyeon, dan Taeyeon.

Eonni, aku tidur bersama siapa?” Chorong menunjuk dirinya sendiri. Hyoje memeluk Chorong erat. “Gomawo, eonni.”

Chorong ingin Hyoje menjadi anaknya, tetapi, ia membatalkan niatnya untuk menjadi seorang ibu. Ia memilih menjadi seorang kakak yang merangkap dua tugas. Seorang kakak dan seorang ibu.

“Wah, tumben Jiyeon yang masak..” kata Chorong. “Ne, eonni. Tak mungkin Tae eonni yang memasak setiap hari.” Ucap Jiyeon. “Ini. Cicipi, Hyoje-ah.” Jiyeon menyuapi sesendok sup sosis pada adik angkatnya.

“Ah, panas, eonni. Tapi, enak,” puji Hyonje. Jiyeon mencubit kedua pipi bulat Hyonje. “Kau manis sekali, Hyonje..” gumam Jiyeon.

Kini, Hyonje menjadi pusat perhatian di rumah Jiyeon. Mereka semua sering menggendong-gendong Hyonje.

Eunjung –eomma Jiyeon- sedang asyik menikmati secangkir teh manis diteras rumah yang cukup basah karena hujan. Kangin –appa Myungsoo- menghampirinya dengan wajah frustrasi. “Wae, Kangin-a? Ada masalah?”

“Perusahaanku.. perusahaanku bangkrut, Eunjung-ah..”

-TBC-

Mianae sedalam2nya, ini superduper pendek, dan juga, mianae, bagi yang nunggu Jiyi hamil. Aku, aku masih duduk dikelas terakhir tingkatan SD, so, maklum, masih polos-polosnya. Gimana? Ada yang ga puas? Atau uda puas? 😀 hihi~~ Part 9 itu part terakhir lohh^^ Ditunggu komen + likenya yaa~♥

18 thoughts on “[CHAPTER 8] Together?”

  1. kirain itu yg d mksd tc ap. trnyata ngerawat ank angkt x chorong.
    haha. pdhl q dc mkirin ttg yadong.
    wkwkwk #plakk.

    hemm. next x next x dtnggu ya

Leave a reply to yuliatka Cancel reply