* HSF FANFICTION, @heavnicolaine

Eyes, Nose, Lips – Chapter 2

eyes, nose, lips poster

Poster by PhoenixfromBusan © HSG

Author: heavnicolaine
Tittle : Eyes, Nose, Lips
Main Cast : Kim Myung Soo (L), Bae Suzy
Additional Cast : Lee Taemin
Genre : Romance, Drama, Chapter
Rating : PG15 (some parts have contents NC18+)

Review from Previous Chapter :

Setelah acara wisuda Myung Soo dan Suzy, orangtua Suzy kembali ke Amerika untuk menerima hasil laporan nilai anaknya dan bertemu dengan kekasih Suzy, yaitu Myung soo. Myung Soo sangat senang sekali dengan suasana homey di rumah Suzy, tapi suasana menjadi tidak enak saat kedua orangtua Suzy menanyakan soal orangtua Myung Soo.

Note : Annyeong~ Maaf ya buat yang udah nunggu lama kelanjutan FF ini, maklum lagi liburan  T^T Untuk next chapter, bakalan aku protect karena NC18+, buat yang mau baca bisa contact aku (cek comment bagian affiliates // ask password) Selamat membaca~!

Previous Chapter : Teaser || 1

***

  “Ahjussi, ahjumma, aku seorang … Yatim piatu.” Suzy bangkit dari duduknya mendengar pengakuan Myung Soo. “El! Kau tidak mau menghargai jasa orangtuamu yang sudah melahirkanmu? Bagaimana mungkin kau begitu tega tidak mau mengakui mereka?!”

Orangtua Suzy menatap mereka berdua, berusaha memahami apa yang sedang terjadi. “Myung Soo-ya, bilang saja apa adanya. Tidak perlu berbohong ..” Ucap Nyonya Bae pada Myung Soo, tapi tetap saja lelaki itu tak mau mengatakan yang sebenarnya. “Orangtuanya sudah bercerai semenjak ia kecil, dan sekarang ia tinggal berdua dengan adiknya.”

“Cukup Suzy! Jangan .. Jangan katakan apapun lagi … Tentang itu ..” Myung Soo berjalan meninggalkan meja makan.

“Hei, anak muda!”

Tuan Bae memanggil Myung Soo yang hendak meninggalkan rumah mereka. Myung Soo pun menoleh ke arahnya.

“Kemarilah! Aku ingin bicara denganmu.”

Myung Soo berjalan mendekati Tuan Bae, sementara Suzy dan Nyonya Bae meninggalkan meja makan, membiarkan kedua lelaki itu berbicara. Tuan Bae mengambil cerutu, menghisapnya, dan mengajak Myung Soo berbicara di kolam renang.

“Myung Soo-ya, aku mengerti .. Dulu, aku juga seperti kau. Orangtuaku bercerai, tidak ada yang mau membawaku, dan aku hidup sendirian tanpa biaya dari kedua orangtuaku.” Tuan Bae mulai bercerita pada Myung Soo. “Kau mau hisap? Atau mau minum?”

“Aku .. Aku tidak menghisap, ahjussi.” Tuan Bae tertawa dengan keras. Ia membuka tutup botol red wine dan menuangnya ke gelas. “Kau benar-benar pria yang baik, Myung Soo-ah. Ini, cobalah minum.” Myung Soo menerima gelas itu dengan terpaksa. “Ahjussi, aku .. Sedang tidak mood untuk minum.” Tuan Bae terus memaksa Myung Soo dan akhirnya lelaki itu terpaksa meminumnya demi menghargai calon mertuanya.

Rasa pahit melewati lidahnya. Lalu mengalir perlahan menuju tenggorokan, lalu perutnya. Ah, kini Myung Soo merasa perutnya sangat hangat. Tidak, mungkin sangat panas. Myung Soo meletakkan gelas itu sambil mengumpat dalam hati. “Sial .. Perutku sangat panas ..”

“Orangtuamu bagaimana? Setelah bercerai, apa mereka masih bertemu denganmu?”

“Mereka memang tidak menemuiku, hanya memberikan uang bulanan untuk memenuhi biaya hidupku dan adikku. Mereka juga masih memberikan hadiah untuk kami kalau ada perayaan ..”

Tuan Bae menghembuskan asap cerutu yang dihisapnya sambil mendengarkan Myung Soo. “Kau masih jauh lebih beruntung di bandingkan aku. Apa pekerjaan orangtuamu?”

“Ayahku seorang direktur. Kalau ibuku .. Ibuku …”

Myung Soo tidak bisa melanjutkan ucapannya. Ia tidak ingin calon mertuanya tau bahwa ibunya adalah seorang pelacur.

“Maaf, tapi .. Apa mungkin .. Ibumu bukan seorang pekerja yang baik?”

Tuan Bae sepertinya tau apa pekerjaan ibu Myung Soo. Ia pun tidak memaksa Myung Soo untuk menjawab, karena ternyata tuan Bae juga pernah merasakan hal yang sama sepertinya.

“Lain kali kau tak perlu berbohong. Serapi-rapinya seseorang menyimpan bangkai, pasti baunya akan tercium juga. Kau mengerti maksudku, ‘kan? Lagipula, aku tak dapat menutupi kenyataan kalau suatu saat kau akan menjadi pewaris perusahaanku.”

Myung Soo mengangguk kecil. “Jisunghamnida, ahjunnim .. A-aku .. Aku sangat kecewa dengan kedua orangtuaku. Makanya aku sangat merahasiakannya, juga sangat sensitif saat membicarakannya. Maaf, aku telah berbohong pada anda ..”

Bae Soo Hyun mengacak-acak rambut calon menantunya dan mengajaknya meninggalkan kolam. “Orang yang menjadi korban perceraian sepertimu, pasti berusaha mempertahankan orang yang dicintainya. Kau tentu tidak ingin jatuh ke lubang yang sama seperti orangtuamu kan? Makanya, jaga Suzy baik-baik, ya. Aku menyerahkannya padamu.”

“Aku akan menjaganya. Terima kasih atas kepercayaannya, ahjunnim ~!” Myung Soo membungkukkan tubuhnya dan berpamitan pulang.

***

Peep .. Peep

  Handphone Myung Soo bergetar. Ia meraih handphone itu dan menatap layarnya. Pukul 6 sore dan Suzy sudah meneleponnya sebanyak 14 kali. Segelas red wine pemberian Tuan Bae semalam sudah membuatnya menjadi beruang tidur hari ini.

Myung Soo segera bangun dan bergegas menuju rumah Suzy, karena ia takut gadis itu akan menjadi ‘liar’ kalau ia tidak segera menghubunginya. Sebuket bunga dandelion kesukaan Suzy juga sudah ada di tangannya.

Menekan bel dan menyembunyikan wajahnya di balik snapback hitamnya, itulah yang dilakukan Myung Soo. Agar wajahnya tidak ketahuan oleh Suzy dan bisa membuat sedikit kejutan.

“Taraa ~”

Myung Soo mengagetkan Suzy ketika gadis itu membuka pintu rumahnya. “Yaa, kkamjakiya! Dasar El pabo! Kau tau berapa kali aku menghubungimu? Kemana saja kau?!” Ah, tebakan Myung Soo benar. Gadis itu sudah menjadi liar, dengan kata lain, menjadi galak. Myung Soo hanya memberikan senyumnya pada Suzy sambil menyodorkan bunga di tangannya.

“Mungkin aku sudah lama tidak minum red wine mahal, jadi aku tidur seharian sampai handphoneku bergetar dan kau meneleponku untuk ke-14 kalinya.”

Suzy menatap bunga pemberian Myung Soo sambil menghirupnya, lalu menatap tajam wajah kekasihnya. “Baiklah, sebagai balasan karena sudah membuatku khawatir, maka .. Kau harus menginap disini, malam ini.”

“Benarkah? Termasuk makan malam dan jatah kasur?” Suzy menggelengkan kepalanya sambil memasukkan bunga itu kedalam vas bunga. “Aku mau kau yang memasak untukku, dan tentu saja kau tidur di ranjang, paboya! Ini kan hukuman, dasar yadong!”

“Ckck ..” Myung Soo menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Kenapa? Kau mau protes?” Suzy menjawab decakan Myung Soo.

“Tidak, hanya saja .. Aku baru tau kalau kau itu .. Lebih bodoh dariku.”

“Apa kau bilang?” Suzy membentak Myung Soo dengan nada marah.

“Benar kan? Aku tadi tanya, apakah aku mendapat jatah kasurku, dan kau malah bilang aku yadong. Ah ~ Apa jangan-jangan kau menginginkannya ya?”

“Te-tentu saja tidak! Sudahlah, aku saja yang masak makan malamnya!” Suzy memalingkan wajahnya yang mulai memerah karena malu, tapi Myung Soo malah melingkarkan tangannya di leher Suzy dan berbisik pelan. “Buatkan aku seorang aegi, chagiya~”

To be continued.

31 thoughts on “Eyes, Nose, Lips – Chapter 2”

  1. Ortunya suzy baik bnget mau nerima myung apa adanya..next part di protect..minta pw nya dimana ya thor???

Leave a comment